Jumat, 27 Januari 2012

Dubes Amerika & Rusia Kunjungi Komisi 1 DPR




Itoday - Selain dengan Dubes Rusia untuk Indonesia, siang tadi Komisi I DPR RI juga bertemu dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia.

Kepada itoday, anggota Komisi I DPR RI, Lili Wahid mengatakan, kedatangan Dubes AS ke Komisi I hanya untuk memberitahukan, AS akan merampingkan angkatan bersenjatanya, dan menaruh perhatian terhadap perkembangan Indonesia dalam skala hubungan bilateral kedua negara.

Namun Lili tidak menjelaskan lebih lanjut, mengenai hal apa yang akan diperhatikan Pemerintah AS dalam rangka hubungan dua negara. Hal ini menjadi pertanyaan besar, sebab AS memiliki banyak kepentingan di Indonesia, salah satunya masalah Freeport dan HAM di Papua.

Sejak AS diterpa krisis ekonomi, Pemerintah AS memang berencana untuk melakukan efisiensi di segala ini, termasuk militernya. Salah satunya dengan merampingkan jenis Alutsista yang digunakan angkatan bersenjatanya.


Sementara Duta Besar Rusia untuk Indonesia mempertanyakan Kredit Ekspor (KE) US$ satu miliar yang diberikan Pemerintah Rusia kepada Indonesia, ketika bertemu dengan Komisi I DPR RI.  yang seharusnya digunakan untuk membeli berbagai peralatan militer dari negara Beruang Merah tersebut. Padahal sudah ada penandatangan Menteri Keuangan Indonesia dengan Rusia.

“Rusia mempertanyakan mengapa Indonesia tidak melanjutkan pembelian peralatan militer dari Rusia, Ini preseden buruk bagi Indonesia” Kata Lili Wahid yang mengaku, jika Komisi I baru tahu ada masalah seperti itu.

Kepada itoday, adik Alm. Gus Dur ini juga mengatakan, Komisi I akan meminta keterangan dari pemerintah, dalam hal ini kementerian pertahanan. Dan Komisi I juga akan memberitahukan ke komisi yang berhubungan dengan kementerian keuangan.  

Kerjasama pertahanan antara Rusia-Indonesia menghangat kembali sejak Pemerintahan Megawati, yang membeli berbagai peralatan militer dari Rusia. Sejak saat itu, Rusia semakin intensif berhubungan dengan Indonesia dengan memberikan KE untuk mempermudah Indonesia mendapatkan peralatan militer negara Beruang Merah tersebut.

Indonesia sendiri berencana akan menambah lagi armada Sukhoinya, dengan memesan pesawat tempur sejenis dengan nilai kontrak sebesar US$ 200 juta.*( Achsin )

Source : itoday

Tidak ada komentar:

Posting Komentar