Selasa, 31 Januari 2012

Jakarta, RM. Ketua Fraksi Partai Golkar, Setya Novanto, meminta pemerintah melibatkan swasta untuk pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dia bilang, pengadaan alutsista jangan hanya memfokuskan pada pembelian kapal dan dan pemberdayaan galangan kapal yang hanya melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Tapi juga swasta dilibatkan juga,” katanya. Saya juga mendesak pemerintah untuk memenuhi kekuatan pokok minimum atau Minimum Essential Force (MEF) sebesar Rp. 150 triliun dalam kurun waktu 2011-2015. Dengan begitu, kata dia, tambahan anggaran itu bisa digunakan untuk lebih melibatkan pihak swasta. “Alutsista kita sangat lemah dan saya yakin Presiden SBY sangat setuju untuk menambah alutsista,” ucapnya. Dia menambahkan, jika kekuatan pokok minimum TNI itu bisa dipenuhi, maka akan berdampak positif bagi pertahanan. Selain itu, pemenuhankebutuhan pokok minimum juga akan mampu meningkatkan industri pertahanan. “Banyak efek positif bila kekuatan pokok minimum itu dipenuhi,” pungkasnya. Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar, Fayakhun Andriadi mengaku optimistis bahwa MEF TNI akan terpenuhi selama 2011-2015. Terlebih dengan adanya pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah menyetujui MEF tersebut. “MEF TNI dipastikan tercapai dalam periode 2011-2015 dengan anggaran sebesar Rp 150 triliun, jika semua berjalan sesuai rencana strategi pertahanan Rp. 93 triliun sudah bisa ditangani oleh pemerintah. Tinggal 57 triliun (yang dibutuhkan), dan itu pun sudah ditegaskan akan menjadi prioritas oleh Presiden,” ujarnya. Khun –panggilan Fayakhun—menjelaskan pula, terus menurunnya MEF akan sangat berimbas pada pertahanan Indonesia. Hal tersebut terlihat dari tidak diperbaruinya persenjataan TNI akibat anggaran yang terbatas. “Menurunnya MEF terjadi sejak dekade 1980-an, karena ada anggapan ketika itu yang mengatakan, berapa pun dikasih dana, TNI siap. Disitulah mulai terjadi penurunan Alutsista TNI. Inilah yang kita perbaiki bersama. Dan sekarang ada target yang diberikan oleh pemerintah kepada TNI soal MEF,” ujarnya. Sumber: Rakyat Merdeka, 11 Oktober 2010, hal 8

Jakarta, RM. Ketua Fraksi Partai Golkar, Setya Novanto, meminta pemerintah melibatkan swasta untuk pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dia bilang, pengadaan alutsista jangan hanya memfokuskan pada pembelian kapal dan dan pemberdayaan galangan kapal yang hanya melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Tapi juga swasta dilibatkan juga,” katanya.
Saya juga mendesak pemerintah untuk memenuhi kekuatan pokok minimum atau Minimum Essential Force(MEF) sebesar Rp. 150 triliun dalam kurun waktu 2011-2015. Dengan begitu, kata dia, tambahan anggaran itu bisa digunakan untuk lebih melibatkan pihak swasta.
“Alutsista kita sangat lemah dan saya yakin Presiden SBY sangat setuju untuk menambah alutsista,” ucapnya.
Dia menambahkan, jika kekuatan pokok minimum TNI itu bisa dipenuhi, maka akan berdampak positif bagi pertahanan. Selain itu, pemenuhankebutuhan pokok minimum juga akan mampu meningkatkan industri pertahanan.
“Banyak efek positif bila kekuatan pokok minimum itu dipenuhi,” pungkasnya.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar, Fayakhun Andriadi mengaku optimistis bahwa MEF TNI akan terpenuhi selama 2011-2015. Terlebih dengan adanya pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah menyetujui MEF tersebut.
“MEF TNI dipastikan tercapai dalam periode 2011-2015 dengan anggaran sebesar Rp 150 triliun, jika semua berjalan sesuai rencana strategi pertahanan Rp. 93 triliun sudah bisa ditangani oleh pemerintah. Tinggal 57 triliun (yang dibutuhkan), dan itu pun sudah ditegaskan akan menjadi prioritas oleh Presiden,” ujarnya.
Khun –panggilan Fayakhun—menjelaskan pula, terus menurunnya MEF akan sangat berimbas pada pertahanan Indonesia. Hal tersebut terlihat dari tidak diperbaruinya persenjataan TNI akibat anggaran yang terbatas.
“Menurunnya MEF terjadi sejak dekade 1980-an, karena ada anggapan ketika itu yang mengatakan, berapa pun dikasih dana, TNI siap. Disitulah mulai terjadi penurunan Alutsista TNI. Inilah yang kita perbaiki bersama. Dan sekarang ada target yang diberikan oleh pemerintah kepada TNI soal MEF,” ujarnya.
Sumber: Rakyat Merdeka, 11 Oktober 2010, hal 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar