Jumat, 03 Februari 2012

Antisipasi Manuver AS, Iran Siaga Tempur Iran mengatakan, kehadiran AS di Teluk Persia hanya menimbulkan kekacauan.

Iran uji coba rudal anti radar (REUTERS/ Jamejamonline/ Ebrahim Norouzi)


VIVAnews - Kapal induk Amerika Serikat di perairan Timur Tengah melakukan pergerakan dari Teluk Persia menuju Laut Arabia sebelah utara. Pemerintah Iran mengatakan siap tempur jika AS berlaku macam-macam di wilayah perairan mereka.

Ancaman ini disampaikan oleh Komandan angkatan bersenjata Iran, Ataollah Salehi, dilansir dari CNN, Rabu 4 Januari 2012. Dia mengatakan bahwa angkatan laut Iran dalam posisi siaga tempur, untuk menghadapi kejadian yang tidak terduga.

"Iran tidak akan melakukan pergerakan yang irasional, tapi kami siap bereaksi dengan keras dalam menghadapi setiap ancaman," kata Salehi.

Salehi mengatakan bahwa pergerakan kapal induk AS, John C. Stennis, dan armada lainnya dari Teluk Persia menuju Laut Arabia terkait latihan yang dilakukan Iran di Selat Hormuz. Dalam latihan tersebut, Iran menembakkan beberapa rudal anti radarnya dan melakukan latihan tempur.

Salehi mengatakan sebaiknya kapal induk AS tidak kembali lagi ke Teluk Persia. Menurutnya, AS bukannya menciptakan perdamaian seperti yang mereka dengungkan, malah akan menimbulkan kerusakan. "Kehadiran mereka hanya akan menciptakan kekacauan, dan kami tidak ingin mereka ada di Teluk Persia," kata Salehi.

Pemerintah AS membantah bahwa mereka pindah dari Teluk Persia ke Laut Arabia untuk mengantisipasi dan mengawasi latihan perang Iran. Mereka mengatakan bahwa perjalanan kapal induk tersebut adalah kegiatan rutin yang telah direncanakan sebelumnya.

AS juga mengatakan masih akan terus kembali ke Teluk Persia, tidak peduli ancaman dari Iran. "Tugas militer AS di Teluk Persia akan terus dilanjutkan seperti puluhan tahun sebelumnya. Ini adalah komitmen kami dalam menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan," kata George Little, juru bicara Pentagon.

Perairan Timur Tengah mendapatkan perhatian internasional setelah Iran pada minggu lalu mengancam akan menutup Selat Hormuz jika diberi sanksi lagi. Selat yang berada di perairan Iran dan Oman ini merupakan akses utama perdagangan minyak mentah Arab ke seluruh dunia.

Sanksi atas Iran akan kembali dijatuhkan terkait program nuklir negara tersebut. Dugaan kepemilikan senjata nuklir semakin kuat setelah pada tahun lalu Badan Energi Atom Internasional mengeluarkan laporan kemajuan teknologi Iran yang memungkinkan dibuatnya hulu ledak nuklir. (adi)
• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar