MedanBisnis-Jakarta. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui kemampuan perang TNI tertinggal dibanding negara-negara lain. Karena itu, dalam tiga tahun ke depan, pemerintah akan melakukan percepatan modernisasi dan kekuatan pertahanan negara.
"Kita saksikan kemampuan perang kita tertinggal dengan negara sahabat. Oleh karena itu lima tahun dari sekarang, khususnya 3 tahun ini, kita percepat modernisasi. Dan ini tentu kita mendapatkan justifikasi moral karena ekonomi kita tumbuh dengan baik dan banyak anggaran tersedia," kata Presiden.
Hal itu dikatakan SBY saat memberi pengarahan dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri 2012 di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jaksel, Jumat (20/1/2012). Hadir dalam acara Panglima TNI, Kapolri dan sejumlah menteri bidang Polkam.
Presiden mengutarakan, modernisasi dan pembangunan kekuatan TNI tidak dilakukan secara penuh selama dua puluh tahun terakhir karena kondisi ekonomi saat itu yang tidak memungkinkan.
"Baru pada beberapa tahun terakhir ekonomi kita tumbuh kuat sehingga memungkinkan untuk mengalokasikan anggaran yang lebih besar lagi bagi pembangunan kekuatan TNI-Polri," ujarnya.
Presiden mengatakan, modernisasi dan pembangunan kekuatan TNI diarahkan agar semakin mendekati postur minimum essensial force yang ditetapkan dalam kebijakan dan strategi pertahanan negara, baik di Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
"Kepada pimpinan TNI agar dapat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh modernisasi dan pembangunan kekuatan ini. Lakukan perencanaan dengan baik, dilaksanakan dengan baik pula, gunakan anggaran yang dialokasikan negara yang jumlahnya cukup besar, cegah terjadinya penyimpangan," pesan Presiden.
Kementerian Pertahanan selama tahun 2009-2014 memiliki anggaran Rp 150 triliun untuk pengadaan alutsista. Rinciannya, Rp 50 triliun untuk pengadaan, Rp 45 triliun untuk perawatan, dan Rp 50 triliun untuk produksi dalam negeri.
Hal itu dikatakan SBY saat memberi pengarahan dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri 2012 di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jaksel, Jumat (20/1/2012). Hadir dalam acara Panglima TNI, Kapolri dan sejumlah menteri bidang Polkam.
Presiden mengutarakan, modernisasi dan pembangunan kekuatan TNI tidak dilakukan secara penuh selama dua puluh tahun terakhir karena kondisi ekonomi saat itu yang tidak memungkinkan.
"Baru pada beberapa tahun terakhir ekonomi kita tumbuh kuat sehingga memungkinkan untuk mengalokasikan anggaran yang lebih besar lagi bagi pembangunan kekuatan TNI-Polri," ujarnya.
Presiden mengatakan, modernisasi dan pembangunan kekuatan TNI diarahkan agar semakin mendekati postur minimum essensial force yang ditetapkan dalam kebijakan dan strategi pertahanan negara, baik di Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
"Kepada pimpinan TNI agar dapat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh modernisasi dan pembangunan kekuatan ini. Lakukan perencanaan dengan baik, dilaksanakan dengan baik pula, gunakan anggaran yang dialokasikan negara yang jumlahnya cukup besar, cegah terjadinya penyimpangan," pesan Presiden.
Kementerian Pertahanan selama tahun 2009-2014 memiliki anggaran Rp 150 triliun untuk pengadaan alutsista. Rinciannya, Rp 50 triliun untuk pengadaan, Rp 45 triliun untuk perawatan, dan Rp 50 triliun untuk produksi dalam negeri.
Sumber: Medanbisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar