Selasa, 31 Januari 2012

PT PAL Ekspor Lagi Kapal Berbobot Mati 50.000 Ton

SURABAYA, KOMPAS - PT PAL Indonesia menyerahkan kapal Double Skin Bulk Carrier Erlyne berbobot 50.000 dead weight tonnage pesanan Azurite Invest Ltd, British Virgin Island, Singapura. Kapal hasil rancang bangun Indonesia ini adalah kapal kesembilan dari kelas kapal Double Skin Bulk Carrier 50.000 DWT yang diekspor PT PAL Indonesia ke berbagai negara.
Direktur PT PAL Indonesia Harsusanto mengatakan, pembuatan kapal Double Skin Bulk Carrier (DSBC) Erlyne 50.000 dead weight tonnage (DWT) yang kontraknya dimulai 26 Oktober 2009 diselesaikan tepat waktu. Nilai investasi kapal yang juga dikenal sebagai Star 50 ini adalah 29,5 juta dollar AS.
”Beberapa negara yang pernah mengimpor kapal kelas DSBC 50.000 DWT adalah Hongkong sebanyak empat unit, Jerman dua unit, Turki dua unit, dan Singapura satu unit. Kualitas kehalusan bodi kapal ini tak kalah dengan kapal asing lain,” kata Harsusanto saat penyerahan kapal DSBC Erlyne 50.000 DWT di galangan kapal Divisi Niaga PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/10).
Kapal DSBC Erlyne 50.000 DWT termasuk salah satu kapal terbaik di dunia untuk kelas kapal berbobot mati 50.000 ton. Kapal dengan panjang 189,840 meter dan lebar 30,50 meter ini dirancang memenuhi persyaratan operasi serta didesain menggunakan kelas Det Norske Verits (DNV) Class.
Menurut Harsusanto, dari desain, kecepatan kapal DSBC Erlyne 50.000 DWT maksimal 14,5 knot. Namun, setelah menjalani uji coba di laut, kecepatan maksimalnya bisa mencapai 16,5 knot.
Di sela penyerahan kapal, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar mengatakan, dari sisi material, kapal DSBC Erlyne 50.000 DWT menggunakan kandungan lokal sekitar 35 persen hingga 45 persen.
”Untuk membangkitkan kinerja PT PAL Indonesia, pemerintah juga memercayakan pembuatan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) untuk kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI Angkatan Laut,” ujarnya.
Pembuatan kapal PKR bernilai investasi Rp 2,2 triliun ini dilakukan di PT PAL Indonesia bekerja sama dengan beberapa ahli kapal asal Belanda. Pembuatan kapal ditargetkan selesai tahun 2014. Untuk penyediaan alutsista, selain membuat kapal PKR, PT PAL Indonesia juga akan membuat dua kapal selam.
Sejak tahun 1980, PT PAL Indonesia membuat lebih dari 230 kapal berbagai jenis dan ukuran untuk produk kapal niaga dan perang. Karena ada kesalahan manajemen, perusahaan ini sempat mengalami masa kritis.
PT PAL Indonesia masih membutuhkan dana segar untuk berinvestasi sebesar Rp 250 miliar agar kinerja perusahaan ini positif. Saat ini, total aset BUMN ini Rp 1,5 triliun. (ABK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar